Monday 25 August 2014

PILIHAN = KONSEKUENSI

Akhir akhir ini dua kata itu berputar putar terus di otak saya. dua kata yang tidak asing. sebuah kalimat yang berulang ulang saya dengar dan selalu saya cam'kan di hidup saya, "Tidak ada pilihan tanpa konsekuensi", alias setiap kita memilih sesuatu atau membuat sebuah keputusan, pasti selalu diikuti dengan konsekuensi yang berbanding lurus. saya memahami benar hal itu sejak lama, tapi kenapa tiba2 sekarang semua terasa sukar? 
Ini tentang sebuah pilihan pekerjaan, tepatnya melalui CPNS tahun ini. akan mengambil formasi khusus yang peluangnya lebih besar dengan konsekuensi meninggalkan jawa, atau memilih formasi umum dengan peluang kecil tetapi tetap berada di jawa.
dulu, sewaktu masih single, belum menikah, meninggalkan jawa rasanya begitu mudah. berpetualang selalu terasa menyenangkan. tapi setelah menikah, berkeluarga, semua terasa berbeda. entah kenapa, sy menjadi merasa jika saya terlalu mencintai pulau jawa ini. tidak perduli dimana, asal masih di jawa. ada alasan? tentu. Saya menyadari benar, ketika memutuskan menjadi PNS di luar jawa, itu berarti sy harus siap hidup bertaun tahun lamanya di luar jawa. Jauh dr zona nyaman semuanya yg ada di jawa, terlebih jauh dr sanak saudara. Untuk mutasipun setidaknya pasti harus menjalani lebih dari 5 tahun baru bisa mutasi. mutasi dengan catatan kita "harus mencari tempat" dulu , baru bisa mutasi. tidak sembarang mutasi. itupun dengan biaya mutasi yang tidak murah. bahkan saya hitung2 bisa jadi bekerja menjadi PNS di luar jawa bertaun2 untuk menyiapkan biaya mutasi. Banyak hal yang menjadi pertimbangan lain. tp sungguh, keinginan sy yg paling utama sungguh tidak muluk-muluk. saya hanya ingin menetap di jawa, membangun dan mempunyai rumah tetap di jawa, tidak perlu berpindah pindah lagi, hidup bahagya bersama suami dan anak-anak (kelak), bekerja apapun itu asalkan halal, hanya itu impian saya. bahkan menjadi "pegawai" tidak termasuk dalam "wish list" kehidupan saya. jikapun saya masih berusaha menjadi pegawai negeri, semata-mata hanya untuk menyenangkan kedua orang tua yang ingin melihat anaknya menjadi PNS. bagaimanapun saya mempertimbangkan benar keinginan itu, meski saya sendiri lebih senang berwirausaha.
oh Allah, mana yang harus sy pilih? kemana kaki ini akan melangkah?
Tidak ada pilihan tanpa konsekuensi. Berilah petunjuk pada hambamu ini ya Rabb...
Hasbunallah wani’mal-wakîl, ni’mal-mawlâ, wani’man-nashîr

0 komentar:

Post a Comment